Penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi atau yang disingkat TIK saat ini sudah merebak keseluruh kalangan masyarakat dengan cepat. Seiring perjalanan waktu, TIK sudah memberikan dampak dan manfaat yang luar biasa. Segala aspek kehidupan mulai dari perekonomian dan bisnis, budaya, kesehatan, pendidikan, telah berbaur dengan kemajuan TIK. Setiap orang berhak dan dapat mengakses teknologi serta informasi tanpa dibatasi oleh gender. Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengakses maupun berinovasi di bidang TIK atau ICT (Information and Communications Technology).
Di tahun 2019 hingga kini, dunia dan Indonesia (dari tahun 2020) dihadapi dengan pandemi Covid-19. Selain itu, berbagai bencana alam menerjang beberapa daerah di Indonesia. Di tengah kondisi pandemi, kita dituntut untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan membatasi aktivitas di luar rumah. Semua kegiatan dilaksanakan secara daring atau online dengan memanfaatkan media TIK. Hal ini membuat masyarakat harus cepat beradaptasi begitu pula dengan kaum perempuan. Itulah mengapa pengetahuan mengenai ICT atau TIK sangat penting bagi perempuan. Banyak manfaat positif yang bisa dirasakan dan banyak hal yang bisa dilakukan oleh perempuan untuk membawa perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di kondisi pandemi ini semua aktivitas dilakukan dengan memanfaatkan TIK sehingga agar aktivitas perempuan tetap berjalan dibutuhkan keterampilan menggunakan TIK.
Dengan melibatkan perempuan diharapkan pula kesenjangan gender dibidang TIK maupun bidang lainnya semakin menurun. Menjadi seorang perempuan di era digital, kita dituntut untuk menjadi sosok yang mandiri, siap mengikuti perubahan zaman serta mampu berkreasi. Kemajuan ICT saat ini membawa peluang besar bagi kaum perempuan untuk turut ambil andil diberbagai lini kehidupan. Di masa pandemi, kaum perempuan dapat menyalurkan ide, keterampilan, dan potensi yang dimiliki melalui ICT. Tak hanya itu, kaum perempuan dapat terjun ke dunia industri, membangun dan mengembangkan sebuah bisnis atau startup (perusahaan rintisan) untuk mendongkrak kembali perekonomian untuk diri sendiri, keluarga, maupun negara. Tak hanya itu, penggunaan TIK oleh perempuan secara tepat dapat membantu kaum perempuan lebih berani dan percaya diri untuk menunjukan eksistensinya.
Di samping itu, perempuan sebagai pembawa perubahan (Agents of Change) dapat berpartisipasi dalam mencegah hoax dan misinformasi yang meresahkan masyarakat dengan menyebarkan informasi berupa fakta yang telah terbukti sehingga penyebaran konten negatif termasuk berita bohong dapat diberantas dan masyarakat teredukasi. Selain itu, di tengah masa pandemi ini, melalui literasi digital, kaum perempuan menjadi lebih tidak mudah percaya pada berita yang tersebar tanpa pengecekan fakta terlebih dahulu dan juga dapat melindungi diri dari segala macam kejahatan di dunia maya.
Melalui pemberdayaan perempuan dalam pemahaman dan penggunaan TIK, kaum perempuan dapat pula belajar bagaimana cara untuk siap siaga dan bertahan jika menghadapi bencana, baik bencana alam (mengingat bahwa Indonesia termasuk negara rawan bencana) maupun bencana sosial sehingga program mitigasi bencana dapat terlaksana secara baik dan menyeluruh.
Jadi, bagaimana Girls sudah siap menjadi bagian dari ICT? Sudah siap menjadi Agents of Change? Yuk, manfaatkan TIK dengan bijak dan positif ! Sekian artikel kali ini, terima kasih dan sampai jumpa.....
#GirlsInICT
#HariKartini
#HariKesiapsiagaanBencana
Disclaimer :
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba untuk memperingati Hari Kartini (21 April), Hari 'Girls in ICT' (22 April), dan Hari Kesiapsiagaan Bencana (26 April) yang diselenggarakan oleh U-Report Indonesia bersama dengan UN Indonesia, BNPB Indonesia, ITU, dan U-Inspire Indonesia.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog Saya Anak Cerdas. Silakan berkomentar sesuai dengan pembahasan, bijak, dan tidak memuat link aktif.